Powered By Blogger

Sabtu, 06 November 2010

Hama Pada Tanaman Pangan


LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM
DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
PENGENALAN SERANGAN HAMA
Hama Pada Tanaman Pangan








Oleh
ARIF HENDRA MUSTHOFA
E 281 08 009













JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2009

I.  PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dunia binatang (Animal Kingdom) terbagi menjadi beberapa golongan besar yang masing-masing disebut Filum. Dari masing-masing filum tersebut dapat dibedakan lagi menjadi golongan-golongan yang lebih kecil yang disebut Kelas. Dari Klas ini kemudian digolongkan lagi menjadi Ordo (Bangsa) kemudian Famili (suku), Genus (Marga) dan Spesies (jenis).
Beberapa filum yang anggotanya diketahui berpotensi sebagai hama tanaman adalah Aschelminthes (nematoda), Mollusca (siput), Chordata (binatang bertulang belakang), dan Arthropoda (serangga, tungau, dan lain-lain).
Hama adalah suatu organisme yang merusak tanaman dan dapat menimbulkan kerugian secara ekonomis. Dari berbagai filum di atas, yang paling banyak berperan sebagai hama adalah serangga. Serangga memiliki tiga bagian tubuh yang utama yaitu keoala (Caput), dada (Thorax), dan perut (Abdomen).
Hama Tanaman Pangan merupakan hama yang menyerang tanaman pangan baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga menimbulkan kerugian ekonomis bagi manusia.
Serangga merupakan hama yang paling banyak jenisnya dan paling banyak menyerang tanaman pertanian. Gejala serangan yang disebabkan hama tanaman pangan yaitu dapat merugikan secara eksernal maupum internal.

1.2  Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah agar dapat mengetahui ciri-ciri morfologi dari serangga yang menjadi hama pada tanaman pangan.
Kegunaan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui bagian-bagian morfologi serta gejala serangan dari serangga yang menjadi hama pada tanaman pangan.

II.  TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Ordo Orthoptera
Orthoptera berasal dari bahasa Yunani "orthos" yang berarti lurus dan "pteron" yang berari sayap. Sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator pada serangga lain (Bugguide.net, 2009).
Anggota dari ordo ini umumnya memilki sayap dua pasang. Sayap depan lebih sempit daripada sayap belakang dengan vena-vena menebal/mengeras dan disebut tegmina. Sayap belakang membranus dan melebar dengan vena-vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di bawah sayap depan. Ada mulutnya bertipe penggigit dan pengunyah yang memiliki bagian-bagian labrum, sepasang mandibula, sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium dengan palpus labialisnya. Metamorfose sederhana (paurometabola) dengan perkembangan melalui tiga stadia yaitu telur —> nimfa —> dewasa (imago). Bentuk nimfa dan dewasa terutama dibedakan pada bentuk dan ukuran sayap serta ukuran tubuhnya. Salah satu jenis serangga anggota ordo Orthoptera ini adalah Belalang sembah/mantis    (Otomantis sp.) (Rioardi, 2009).

2.2  Ordo Homoptera
Sayap depan anggota ordo Homoptera memiliki tekstur yang homogen, bisa keras semua atau membranus semua, sedang sayap belakang bersifat membranus. Tipe metamorfose sederhana (paurometabola) yang perkembangannya melalui stadium : telur —> nimfa —> dewasa. Baik nimfa maupun dewasa umumnya dapat bertindak sebagai hama tanaman. Serangga anggota ordo Homoptera ini meliputi kelompok wereng dan kutu-kutuan, seperti Wereng coklat (Nilaparvata lugens), Kutu putih daun kelapa (Aleurodicus sp.), dan Kutu loncat lamtoro (Heteropsylla sp.) (Rioardi, 2009).
2.3  Ordo Hemiptera
Nama "Hemiptera" berasal dari bahasa Yunani hemi (setengah) dan pteron (sayap) sehingga jika diartikan secara keseluruhan, Hemiptera berarti "yang bersayap setengah". Nama itu diberikan karena serangga dari ordo ini memiliki sayap depan yang bagian pangkalnya keras seperti kulit, namun bagian belakangnya tipis seperti membran (Wikipedia, 2009).
Sayap depan ini pada sebagian anggota Hemiptera bisa dilipat di atas tubuhnya dan menutupi sayap belakangnya yang seluruhnya tipis dan transparan, sementara pada anggota Hemiptera lain sayapnya tidak dilipat sekalipun sedang tidak terbang (Wikipedia, 2009).
Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui stadia : telur —> nimfa —> dewasa. Bentuk nimfa memiliki sayap yang belum sempurna dan ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya. Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah Walang sangit (Leptorixa acuta), Kepik hijau (Nezara viridula), dan Wereng coklat (Nilaparvata lugens) (Rioardi, 2009).

2.4  Ordo Lepidoptera
Kata Lepidoptera berasal dari bahasa Yunani, lpidos yang berarti sisik dan pthera yang berarti sayap. Lepidoptera mengalami metamorfosis lengkap, akan melalui empat tahap siklus hidup: telur, larva/ulat, pupa/kepompong, dan imago/dewasa. (Harris M., 2002) 
Lepidoptera adalah Ordo dari serangga yang termasuk ngengat dan kupu-kupu. Kupu-kupu dewasa memiliki antena, mata majemuk, tiga pasang kaki, exoskeleton yang keras, dan tubuh yang terbagi menjadi tiga bagian: bagian kepala, dada, dan perut (Animaldiversity, 2002).
Secara sederhana, kupu-kupu dibedakan dari ngengat alias kupu-kupu malam berdasarkan waktu aktifnya dan ciri-ciri fisiknya. Kupu-kupu umumnya aktif di waktu siang (diurnal), sedangkan gengat kebanyakan aktif di waktu malam (nocturnal). Kupu-kupu beristirahat atau hinggap dengan menegakkan sayapnya, ngengat hinggap dengan membentangkan sayapnya. Kupu-kupu biasanya memiliki warna yang indah cemerlang, ngengat cenderung gelap, kusam atau kelabu. Meski demikian, perbedaan-perbedaan ini selalu ada perkecualiannya, sehingga secara ilmiah tidak dapat dijadikan pegangan yang pasti (Van Mastrigt dan Rosariyanto, 2005). 
Tryporyza innotata dinamakan pengerek batang padi putih karena ngegatnya berwarna putih. Dahulu hama ini dikenal hama yang menghuni hamparan sawah tadah hujan. Hama ini dominan didaerah tadah hujan karena ham aini mampu berpuasa 3 sampai 6 bulan pada saat tanah sedang kering dan tidak ada tanaman padi (Didi Darmadi, 2008).
      
2.5  Ordo Coleoptera
Kumbang Helm (Coccinela arcuta) adalah salah satu hewan kecil anggota ordo Coleoptera. Mereka mudah dikenali karena penampilannya yang bundar kecil dan punggungnya yang berwarna-warni serta pada beberapa jenis berbintik-bintik. Di negara-negara Barat, hewan ini dikenal dengan nama ladybird atau ladybug. Kumbang Helm dikenal sebagai sahabat petani karena ia suka memakan serangga-serangga hama seperti kutu daun walaupun ada beberapa spesies kepik yang juga memakan daun sehingga merusak tanaman (Wikipedia, 2009).
Metamorfose bertipe sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur —> larva —> kepompong (pupa) —> dewasa (imago). Kepompong tidak memerlukan pakan dari luar (istirahat) dan bertipe bebas/liberal. Beberapa contoh anggotanya adalah Kumbang badak (Oryctes rhinoceros), Kumbang janur kelapa (Brontispa longissima Gestr) dan Kumbang helm (Coccinela arcuta S.) (Rioardi, 2009).

2.6  Ordo Odonata
Serangga dari Ordo Odonata memiliki anggota yang cukup besar dan mudah dikenal. Sayap dua pasang dan bersifat membranus. Pada capung besar dijumpai vena-vena yang jelas dan pada kepala dijumpai adanya mata facet yang besar. Metamorfose tidak sempurna (Hemimetabola), pada stadium larva dijumpai adanya alat tambahan berupa insang dan hidup di dalam air. Anggota-anggotanya dikenal sebagai predator pada beberapa jenis serangga keecil yang termasuk hama, seperti beberapa jenis trips, wereng, kutu loncat serta ngengat penggerek batang padi (Rioardi, 2009).
Siklus hidup capung, dari telur hingga mati setelah dewasa, bervariasi antara enam bulan hingga maksimal enam atau tujuh tahun.  Capung meletakkan telurnya pada tetumbuhan yang berada di air. Ada jenis yang senang dengan air menggenang, namun ada pula jenis yang senang menaruh telurnya di air yang agak deras. Setelah menetas, tempayak (larva) capung hidup dan berkembang di dasar perairan, mengalami metamorfosis menjadi nimfa, dan akhirnya keluar dari air sebagai capung dewasa (Wikipedia, 2009).

2.7  Ordo Araneida
Ordo Araneida, morfologi umumnya Stadium Dewasanya memiliki 8 buah (4 pasang kaki), berbeda dengan kelas Insekta karena stadium dewasanya hanya memiliki 6 buah (3 pasang kaki). Alat Mulut mengalami modifikasi (perubahan bentuk) yang jelas kelihatan (Kelicera, Palpus Maksilaris dan Hipostoma), yang berada diatas Basis Kapituli yang diperuntukkan untuk menghisap, tidak memiliki Antena, Sayap, dan Mata Majemuk (Wikipedia, 2008).
Segmentasi dari tubuh Araneida berbeda diantara Araneida lainnya. Secara umum tubuh artropoda dapat dibagi menjadi 4 bagian, antara lain Kapitulum (Gnatosoma), menyerupai kepala, ditemukan alat-alat mulut antara lain : sepasang Kelisera, diantara kelisera ditemukan mulut,  sepasang Palpus Maksilaris (Palpus, Pedipalpus), dengan atau tanpa cakar dan sebuah Hipostoma, Propodosoma, daerah pasangan kaki ke-1 dan ke-2, Metasoma, daerah pasangan kaki ke-3 dan ke-4 dan, Opistosoma, merupakan daerah posterior (Wikipedia, 2008).

2.8  Ordo Rodentia
Nama Rodentia berasal dari kata kerja Latin rodere (menggerogoti). Ordo ini  terdiri lebih dari sepertiga dari jenis mamalia diketahui, dan secara individu mereka adalah mamalia yang paling banyak di bagian dunia (Bachtiar, 2009).
Hewan pengerat adalah salah satu ordo dari binatang menyusui. Bahasa Latinnya Rodentia. Ada sekitar 2000 sampai 3000 spesies binatang pengerat yang ditemukan di semua benua kecuali Antarktika. Hewan pengerat memiliki gigi depan yang selalu tumbuh dan harus diasah dengan menggerigiti sesuatu. Tikus berukuran sedang, cenderung lebih kecil daripada tikus got, dengan panjang 30-40cm (termasuk ekor). Warna rambut coklat kekuningan. Perutnya berambut kelabu dengan tepi putih. Nama argentiventer berarti "berperut keperakan" Ekornya berwarna coklat (Wikipedia, 2009).
Tinjauan terakhir menunjukkan tikus sawah merupakan jenis tersendiri dengan 4 anak jenis yaitu Rattus argentiventer argentiventer (Thailand, Malaya, Sumatra, Jawa, Nieuw-Guinea dan barangkali Vietnam, Kamboja serta Laos), Rattus argentiventer kalimantanensis (Kalimantan), Rattus argentiventer pesticulus (Sulawesi dan sebagian besar Nusa Tenggara) dan Rattus argentiventer saturnus (Sumba) (Wikipedia, 2009).
III.  METODOLOGI
3.1  Tempat dan Waktu
Pelaksanaan praktikum tentang Pengenalan Serangga Hama Tanaman Pangan ini dilaksanakan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Pada tanggal 14 Oktober 2009, pada pukul 14.00 Wita sampai 17.30 Wita.

3.2  Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah papan bedah, jarum pentul, toples, alat tulis menulis, dan buku gambar.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Belalang (Valanga nigricornis) beserta gejala serangannya pada tanaman jagung (Zea mays), Kepik Hijau (Nezara viridula L.) beserta serangannya pada padi (Oryza sativa), Walang Sangit (Leptocorixa acuta) beserta gejala serangannya pada tanaman padi (Oryza sativa), Ulat Penggerek Tongkol Jagung(Heliothis armigera) beserta gejala serangannya pada tanaman jagung (Zea mays), Ulat Penggerek Batang Jagung (Ostrinia furnacalis) beserta gejala serangannya pada tanaman jagung (Zea mays), Ulat   Penggerek   Batang   Padi  Putih   (Tryporyza innotata)   beserta   gejala serangannya   pada   tanaman   padi   (Oryza sativa), Wereng Coklat (Nilaparvata lugens) beserta gejala serangannya pada tanaman  padi (Oryza sativa), Kumbang Helm (Coccinella arcuta), Capung (Isehnura cervula), Laba-laba (Lycosa pseudoannulata), Tikus Sawah  (Rattus argentiventer) dan alkohol 70%.
3.3  Metode Praktek
Metode praktek dari praktikum ini adalah pertama-tama menyiapkan spesimen yang akan diamati lalu memasukkan spesimen ke dalam toples yang telah di isi dengan alkohol 70%. Kemudian meletakkan spesimen yang telah mati ke papan bedah dan ditusuk menggunakan jarum pentul agar spesimen tidak bergeser. Setelah itu menggambar morfologi dari spesimen tersebut. Setelah menggambar spesimen, selanjutnya menggambar gejala serangan yang ditimbulkan oleh masing-masing spesimen.

IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil
Dari pengamatan yang dilakukan, maka didapatkan hasil sebagai berikut :
                                                                                                     
                                                                                                      Ket:
1.      Mata
2.      Antena
3.      Mandibula
4.      Caput
5.      Thorax
6.      Abdomen
7.      Sayap depan
8.      Sayap belakang
9.      Tungkai


Gambar 1.  Morfologi Belalang (Valanga nigricornis).

                                                                                                     




                                                                                                      Ket :
1.      Daun yang  dimakan

                                                                                                     




Gambar 2. Gejala Serangan Belalang (Valanga nigricornis) pada Tanaman Jagung (Zea mays).

                                                                                                     
                                                                                                      Ket :
1.      Mata
2.      Caput
3.      Thorax
4.      Abdomen
5.      Sayap
6.      Rostum (moncong)



Gambar 3.  Morfologi  Walang Sangit (Leptocorixa acuta).
           



                                                                                                      Ket :
                                                                                                      Bulir yang hampa







Gambar 4.  Gejala Serangan Walang Sangit (Leptocorixa acuta).




                                                                                                      Ket :
1.      Mata
2.      Caput
3.      Thorax
4.      Abdomen
5.      Sayap
6.      Rostum (moncong)



Gambar 5.  Morfologi Kepik Hijau (Nezara viridula L.).

                                                                                                     

 



                                                                                                      Ket :
Bulir yang hampa






Gambar 6.  Gejala Serangan Kepik Hijau (Nezara viridula L.).



                                                                                                     
                                                                                                      Ket :
1.      Mata
2.      Caput
3.      Thorax
4.      Abdomen
5.      Sayap
6.      Rostum (moncong)



Gambar 7. Morfologi Wereng Coklat (Nilaparvata lugens).
                                                                                                     




                                                                                                      Ket :
Bulir yang hampa








Gambar 8.  Gejala Serangan Wereng Coklat (Nilaparvata lugens).


                                                                                                     
                                                                                                      Ket :
1.      Mata
2.      Caput
3.      Thorax
4.      Abdomen
5.      Mulut,
6.      Kaki semu
7.      Kaki thoraksial



Gambar 9.  Morfologi Ulat Penggerek Batang Jagung (Ostrinia furnacalis).






                                                                                                      Ket :
Batang yang berlubang








Gambar 10. Gejala Serangan Ulat Penggerek Batang Jagung (Ostrinia furnacalis).



                                                                                                     
                                                                                                      Ket :
1.      Mata
2.      Caput
3.      Thorax
4.      Abdomen
5.      Mulut,
6.      Kaki semu
7.      Kaki thoraksial




Gambar 11.  Morfologi Ulat Penggerek Tongkol Jagung (Heliothis armigera).





                                                                                                      Ket :
                                                                                                      Jagung yang dimakan






Gambar 12. Gejala Serangan Ulat Penggerek Tongkol Jagung                       (Heliothis armigera).



                                                                                                     
                                                                                                      Ket :
1.      Mata
2.      Caput
3.      Thorax
4.      Abdomen
5.      Mulut
6.      Kaki semu
7.      Kaki thoraksial



Gambar 13. Morfologi Ulat Pengerek Batang Padi Putih (Tryporyza innotata).







                                                                                                      Ket :
                                                                                                      Batang yang berlubang






Gambar 14. Gejala serangan Ulat Penggerek Batang Padi Putih                    (Tryporyza innotata).
                                                                                                         



                                                                                                      Ket :
1.      Caput
2.      Thorax
3.      Abdomen
4.      Kaki
5.      Sayap pelidung
6.      Sayap belakang



Gambar 15. Kumbang  Helm (Coccinella arcuta).
                                                                                                     
                                                                                                     
                                                                                                      Ket :
1.      Mata
2.      Caput
3.      Thorax
4.      Sayap
5.      Abdomen
6.      Mulut
7.      Kaki




Gambar 16. Morfologi Capung (Isehnura cervula).



                                                                                                     

                                                                                                      Ket :
1.      Mata majemuk
2.      Caput
3.      Thorax
4.      Kaki




Gambar 17. Morfologi Laba-laba (Lycosa pseudoannulata).




                                                                                                     
                                                                                                      Ket :
1.      Kepala
2.      Mata
3.      Kumis
4.      Perut
5.      Kaki depan
6.      Kaki belakang



Gambar 13. Morfologi Tikus Sawah (Rattus argentiventer).

4.2  Pembahasan
Pada pengamatan pertama yaitu Belalang (Valanga nigricornis) pada Ordo Orthoptera. Belalang memiliki ciri-ciri morfologi yang meliputi mata, antena, mandibula, caput, thorax, abdomen, sayap depan, sayap belakang dan tungkai. Gejala serangan yang ditimbulkan adalah pada pinggir daun yang dimakan.
Anggota dari ordo ini umumnya memilki sayap dua pasang. Sayap depan lebih sempit daripada sayap belakang dengan vena-vena menebal/mengeras dan disebut tegmina. Sayap belakang membranus dan melebar dengan vena-vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di bawah sayap depan. Alat-alat tambahan lain pada caput antara lain : dua buah (sepasang) mata facet, sepasang antene, serta tiga buah mata sederhana (occeli). Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran alat pendengar yang disebut tympanum. Spiralukum yang merupakan alat pernafasan luar terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen maupun thorax. Anus dan alat genetalia luar dijumpai pada ujung abdomen (segmen terakhir abdomen) (Rioardi, 2009).
Gejala serangan yang ditimbulkan oleh Belalang (Valanga nigricornis) yang merupakan salah satu anggota dari Ordo Orthoptera adalah pada pinggir daun yang dimakan.
Gejala serangan yang ditimbulkan oleh Belalang (Valanga nigricornis) yaitu terdapat kerusakan yang terdapat pada pinggir/tepi daun sehingga menyebabkan tepi/pinggir daun mengering (Rioardi, 2009).
Pada pengamatan selanjutnya yaitu Walang Sangit (Leptocorixa acuta) yang termasuk Ordo Hemiptera. Serangga ini memiliki ciri-ciri morfologi yang meliputi mata, caput, thorax, abdomen, sayap dan rostum (moncong). Gejala serangan yang ditimbulkan oleh kedua jenis serangga ini adalah buah padi yang hilang isi buahnya karena dihisap/dimakan.
 Umumnya Ordo Hemiptera memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap). Sayap depan menebal pada bagian pangkal (basal) dan pada bagian ujung membranus. Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra. Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan. Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli. Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo Hemiptera, rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung). Rostum tersebut beruas-ruas memanjang yang membungkus stylet. Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan dan saluran ludah (Rioardi, 2009).
Pada pengamatan selanjutnya yaitu Kepik Hijau (Nezara viridula) yang termasuk Ordo Hemiptera. Serangga ini memiliki ciri-ciri morfologi yang hampir sama dengan  Walang Sangit (Leptocorixa acuta) meliputi mata, caput, thorax, abdomen, sayap dan rostum (moncong). Gejala serangan yang ditimbulkan oleh kedua jenis serangga ini adalah buah padi yang hilang isi buahnya karena dihisap/dimakan.
Umumnya Ordo Hemiptera memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap). Sayap depan menebal pada bagian pangkal (basal) dan pada bagian ujung membranus. Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra. Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan. Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli. Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo Hemiptera, rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung). Rostum tersebut beruas-ruas memanjang yang membungkus stylet. Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan dan saluran ludah (Rioardi, 2009).
Pengamatan selanjutnya yaitu pada Wereng coklat (Nilaparvata lugens) dan gejala serangannya berupa buah padi yang habis dihsap/dimakan. Wereng Coklat merupakan anggota dari Ordo Homoptera. Ciri-ciri tubuh hama ini hampir sama dengan ciri-ciri tubuh hama dari Ordo Hemiptera yaitu mata, caput, thorax, abdomen, sayap dan rostum (moncong).
Anggota ordo Homoptera memiliki morfologi yang mirip dengan ordo Hemiptera. Perbedaan pokok antara keduanya antara lain terletak pada morfologi sayap depan dan tempat pemunculan rostumnya. Alat mulut juga bertipe pencucuk pengisap dan rostumnya muncul dari bagian posterior kepala. Alat-alat tambahan baik pada kepala maupun thorax umumnya sama dengan anggota Hemiptera. (Rioardi, 2009).
Gejala serangan yang ditimbulkan oleh Wereng Coklat (Nilaparvata lugens) Tanaman muda yang terserang akan menguning dan mati, tanaman tua pertumbuhannya akan merana dan bulir padi akan hampa. Wereng coklat menghisap cairan tanaman sehingga pada tanaman padi yang terserang secara luas terlihat gejala terbakar (hopper burn) yang sering disebut puso (Endro, 2008).
Pada pengamatan yang berikutnya yang diamati adalah Pengerek Batang Padi Putih                 (Tryporyza innotata). Ulat ini merupakan anggota dari Ordo Lepidoptera. Ciri-ciri dari hama ini adalah mata, mulut, caput, thorax, abdomen, kaki semu, dan kaki thoraksial.
Pada keadaan larva/ulat, Ordo Lepidoptera memiliki kepala kapsul yang keras, mulut pengunyah, dan tubuh lembut  dan sebagian mungkin punya rambut sebagai proyeksi, 3 pasang kaki sejati/kaki Thorax, dan kaki semu (sampai 5 pasang). Kebanyakan ulat adalah herbivora, namun beberapa adalah karnivora (beberapa makan semut atau ulat lainnya) (Harris M., 2002).
Gejala yang ditimbulkan dari Ulat Penggerek Batang Padi Putih (Tryporyza innotata) adalah adanya lubang-lubang pada batang padi dan sebagian batang padi yang kering.
Ada dua jenis kerusakan Penggerek Batang Padi Putih (Tryporyza innotata). Sundep adalah menyerang tanaman muda (sebelum keluar malai) dengan ciri pupus/daun termuda mengering dan mudah dicabut karena pangkal daun putus). Beluk adalah menyerang tanaman tua (sesudah keluar malai) dengan ciri malai yang keluar berwarna putih dan hampa (Ahmadun, 2009).
Pada pengamatan yang berikutnya yang diamati adalah Ulat Penggerek Batang Jagung                (Ostrinia vurnacalis). Ciri-ciri dari hama ini adalah mata, mulut, caput, thorax, abdomen, kaki semu, dan kaki thoraksial.
Pada keadaan larva/ulat, Ordo Lepidoptera memiliki kepala kapsul yang keras, mulut pengunyah, dan tubuh lembut  dan sebagian mungkin punya rambut sebagai proyeksi, 3 pasang kaki sejati/kaki Thorax, dan kaki semu (sampai 5 pasang). Kebanyakan ulat adalah herbivora, namun beberapa adalah karnivora (beberapa makan semut atau ulat lainnya) (Harris M., 2002).
Gejala yang ditimbulkan dari Ulat Penggerek Batang Jagung  (Ostrinia vurnacalis) adalah adanya lubang-lubang pada Batang Jagung dan sebagian batang jagung yang kering.
Gejala yang muncul pada hama ini yaitu tanaman jagung menjadi layu, dan akan mengering serta pucuk mudah rontok. Kemudian seluruh batang yang terserang menjadi kering.  Gejala sundep yaitu gejala pada tanaman yang muda,  sedangkan gejala beluk pada tanaman yang dewasa (Blogspot, 2009).
Pada pengamatan yang berikutnya yang diamati adalah Ulat Penggerek Tongkol Jagung             (Heliothis armigera). Ciri-ciri dari hama ini adalah mata, mulut, caput, thorax, abdomen, kaki semu, dan kaki thoraksial.
Pada keadaan larva/ulat, Ordo Lepidoptera memiliki kepala kapsul yang keras, mulut pengunyah, dan tubuh lembut  dan sebagian mungkin punya rambut sebagai proyeksi, 3 pasang kaki sejati/kaki Thorax, dan kaki semu (sampai 5 pasang). Kebanyakan ulat adalah herbivora, namun beberapa adalah karnivora (beberapa makan semut atau ulat lainnya) (Harris M., 2002).
Gejala yang ditimbulkan dari Ulat Penggerek Batang Jagung (Ostrinia vurnacalis) adalah adanya lubang-lubang pada batang jagung dan sebagian batang jagung yang kering.
Pengamatan berikutnya yaitu pada Ordo Coleoptera, yang diamati adalah Kumbang  Helm (Coccinella arcuta). Ciri-ciri morfologi dari serangga ini adalah caput, thorax, abdomen, kaki, sayap depan dan sayap belakang.
Tubuh Kumbang Helm berbentuk nyaris bundar dengan sepasang sayap keras di punggungnya. Sayap keras di punggungnya berwarna-warni, namun umumnya berwarna mencolok ditambah dengan pola seperti totol-totol. Sayap keras yang berwarna-warni itu sebenarnya adalah sayap elitra atau sayap depannya. Sayap belakangnya berwarna transparan dan biasanya dilipat di bawah sayap depan jika sedang tidak dipakai (Wikipedia, 2009).
Saat terbang, kepik mengepakkan sayap belakangnya secara cepat, sementara sayap depannya yang kaku tidak bisa mengepak dan direntangkan untuk menambah daya angkat. Sayap depannya yang keras juga bisa berfungsi seperti perisai pelindung. Kepik memiliki kaki yang pendek serta kepala yang terlihat membungkuk ke bawah. Posisi kepala seperti ini membantunya saat makan hewan-hewan kecil seperti kutu daun (Wikipedia, 2009).
Pengamatan selanjutnya yaitu Capung (Isehnura cervula) yang merupakan hama dari Ordo Odonata. Ciri-ciri dari Capung adalah mata, caput, thorax, sayap, abdomen dan kaki.
Serangga ini memiliki kepala bulat besar, mata majemuk, tiga pasang kaki yang satu pasang memfasilitasi untuk menangkap mangsa (serangga lain) dalam penerbangan, sayap transparan yang bergerak secara independen, dan perut yng memanjang. Mereka memiliki dua ocelli dan antena yang pendek. Mulut berada di bawah kepala dan mandibula pada capung dewasa (Wikipedia, 2009).
Pengamatan yang berikut yaitu Laba-laba (Lycosa pseudoannulata). Hama ini merupakan anggota dari Ordo Araneida.  Ciri-ciri morfologi dari hama ini adalah mata majemuk, caput, thorax, abdomen dan kaki.
Tanda-tanda morfologi yang khas dari anggota Ordo Araneida ini adalah tubuh terbagi atas dua daerah (region), yaitu cephalothorax (gabungan caput dan thorax) dan abdomen. Tidak memiliki antene dan mata facet. Kaki empat pasang dan beruas-ruas (uns.ac.id, 2008).
Pengamatan yang terakhir yaitu Tikus Sawah (Rattus argentiventer). Hama ini merupakan mamalia dari Ordo Rodentia. Ciri-ciri morfologinya yaitu kepala, mata, kumis, perut, kaki depan, kaki belakang dan ekor.
Tikus sawah memiliki ciri-ciri tubuh antara lain bulu-bulu tubuh bagian ventral berwarna keabu-abuan atau biru keperakan. Panjang ekor biasanya sama atau lebih pendek daripada panjang tubuh+kepala. Pada pertumbuhan penuh panjang tubuhnya antara 16-22 cm serta jumlah puting susu ada 12 buah (uns.ac.id, 2008).
V.  KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.    Serangga memiliki tiga bagian tubuh yang utama yaitu keoala (Caput), dada (Thorax), dan perut (Abdomen).
2.    Hama adalah suatu organisme yang merusak tanaman dan dapat menimbulkan kerugian secara ekonomis. hama adalah suatu organisme yang merusak tanaman dan dapat menimbulkan kerugian secara ekonomis.
3.    Hama Tanaman Pangan merupakan hama yang menyerang tanaman pangan baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga menimbulkan kerugian ekonomis bagi manusia.

5.2  Saran
Saran saya sebagai praktikan yaitu bahan yang akan digunakan sebaiknya dipersiapkan terlebih dahulu, agar praktikan dapat lebih menguasai materi yang akan dipraktekkan.

DAFTAR PUSTAKA
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2009.

Animaldiversity. 2002. Ordo Lepidoptera. http://translate.google.co.id/.
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2009.

Bachtiar. 2009. Ordo Rodentia.. http://translate.google.co.id/.
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2009.

Bugguide. 2009. Orthoptera. http://translate.google.co.id/.
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2009.

Darmadi, D. 2008. Jenis-Jenis Hama Penggerek Batang Padi. http://mablu.wordpress.com/2008/01/24/jenis-jenis-pengerek-hama-batang-padi/.
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2009.

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2009.

van Mastrigt, H. dan E. Rosariyanto. 2005. Buku Panduan Lapangan Kupu-kupu untuk Wilayah Mamberamo sampai Pegunungan Cyclops.
                            
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2009.

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2009.

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2009.

Wikipedia. 2009. Capung. http://id.wikipedia.org/wiki/Capung.
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2009.

Wikipedia. 2009. Hemiptera. http://id.wikipedia.org/wiki/Hemiptera.
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2009.

Diakses pada tanggal 17 Oktober 2009.

Wikipedia. 2009. Tikus Sawah. http://id.wikipedia.org/wiki/Tikus_sawah.
Diakses pada tanggal 17 Oktober 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar