Powered By Blogger

Sabtu, 01 Januari 2011

Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu



Universitas Tadulako (UNTAD) didirikan tepat pada tanggal 8 Mei 1963 namun pada saat itu UNTAD berstatus swasta dengan masih mengandalkan pada pembiayaan yang berasal dari swadaya masyarakat Sulawesi Tengah dan belum terdaftar dalam perguruan tinggi. Dan barulah pada tanggal 24 September 1964, Universitas Tadulako mendapat pengakuan dan terdaftar secara sah sebagai perguruan tinggi dengan nomor : 94/B-SWT/P/1964, yang pada saat itu masih masih meliputi 3 Fakultas yaitu :
-        Fakultas Peternakan
-        Fakultas Ekonomi
-        Fakultas Sosial Politik
Pada tanggal 1 Januari 1966, berdasarkan pada Surat Keputusan Menteri PTIP No. 1 tahun 1966, Universitas Tadulako ditetapkan sebagai Universitas Negeri dengan status cabang Universitas Hasanudin (UNHAS) yang berada di Palu. Pada tanggal 18 Agustus 1981, pemerintah mengeluarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 36 Tahun 1981, yang berisikan perubahan status Universitas  Tadulako dari cabang Universitas Hasanudin menjadi Perguruan Tinggi Negeri yang bersiri sendiri dengan dilantiknya Rektor pertama Universitas Tadulako. Sejalan dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Presiden tersebut maka status Fakultas Peternakan sebagai “cabang” pun dicabut dan pada tanggal 14 Desember 1981, Fakultas Peternakan berubah menjadi Fakultas Pertanian yang memiliki dua jurusan, yaitu Jurusan Budidaya Petronia dan Jurusan Peternakan. Jurusan Budidaya Pertanian memiliki Program Studi Agronomi dan Jurusan Peternakan memiliki Program Studi Produksi Ternak, dimana pada waktu itu setiap Program Studi memiliki 4 bidang minat, masing-masing :
A.      Program Studi Agronomi
1.       Minat Produksi Tanaman
2.       Minat Sosial Ekonomi Pertanian
3.       Minat Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan
4.       Minat Ilmu Tanah
B.      Program Studi Peternakan
1.       Minat Produksi Ternak Daging dan Kerja
2.       Minat Produksi Ternak Unggas
3.       Minat Nutrisi dan Makanan Ternak
4.       Minat Sosial Ekonomi Peternakan
Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor : 84/DIKTI/KEP/1997, yang dikeluarkan pada tanggal 28 April 1997, bidang Minat Nutrisi dan Makanan Ternak ditingkatkan statusnya menjadi Program Studi. Demikian pula pada Bidang Minat Sosial Ekonomi Pertanian serta Hama dan Penyakit Tumbuhan berubah menjadi Program Studi masing-masing berdasarkan Surat Keterangan Dirjen Dikti Nomor : 85/DIKTI/KEP/1997, tanggal 4 April 1997 dan Surat Keterangan Dirjen Dikti Nomor 104/DIKTI/KEP/1997, tanggal 9 Mai 1997. Kemudian pada tanggal 20 April 1999, Universitas Tadulako telah membuka Program Studi Menajeman Hutan yang pembinaannya berada dalam lingkup Fakultas Pertanian yang dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor : 186/DIKTI/KEP/1999. Selanjutnya di tahun yang sama Minat Ilmu Tanah menyusul untuk dinaikkan statusya menjadi Program Studi Ilmu Tanah berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor : 276/DIKTI/KEP/1999.



Dalam perkembangannya D2 Pembinaan Hutan memperoleh izin penyelenggaraan Program Studi berdasarkan Surat izin Dirjen Dikti No. 935/D/T/2002, tertanggal 15 Mei 2002. Selajutnya pada tanggal 19 Agustus 2002.  Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis ditingkatkan menjadi Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor : 42/DIKTI/KEP/2002 dan Program Studi Hama dan Penyakit Tanaman ditingkan statusnya menjadi Jurusan Hama dan Penyakit Tanaman yang berdasarkan pada Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor : 43/DIKTI/KEP/2002. 
Untuk memenuhi kebutuhan lulusan yang memiliki kemampuan spesifikasi ilmu yang lebih khusus lagi maka Universitas Tadulako membuka program Studi Hortikultura berdasarkan pada Surat Ijin Dirjen Dikti No. 935/D/T/2003 yang dikeluarkan pada tanggal 30  Januari 2003 dan Universitas Tadulako juga membuka Program Studi Budidaya Hutan yang juga berdasarkan pada Surat Ijin Dirjen Dikti No. 185/D/T/2003 yang dinaunggi oleh Jurusan Budidaya Pertanian. Selanjutnya menyusul Program Studi Budidaya Perairan yang dibuka oleh Universitas Tadulako yang berdasarkan pada Surat Ijin Dirjen Dikti No. 936/D/T/2003 yang dikeluarkan pada tanggal 7 Mei 2003 dimana Program Studi ini dibawahi oleh Jurusan Peternakan dan kesemua Program Studi baru ini merupakan Program Studi yang di keberadaan dan pembinaannya berada pada lingkup Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako.
Pada tahun 2005, Fakultas Pertanian telah resmi memiliki jurusan baru yaitu Jurusan Kehutanan yang memayungi tiga Program Studi yang telah ada sebelumnya yang selama ini telah berjalan di bawah naungan Jurusan Budidaya Pertanian. Ketiga Program Studi tersebut masing-masing adalah Manajemen hutan, Pembinaan Hutan (D2), dan Budidaya Hutan. Nanum dengan dengan berbagai alasan maka Universitas Tadulako mengeluarkan kebijakan yang berisikan bahwa Program Studi Budidaya Hutan dan Pembinaan Hutan di tiadakan sehingga hingga pada akhir tahun 2005 Fakultas Pertanian memiliki 5 (lima) Jurusan.
Di tahun 2007, berdasarkan pada Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Nomor : 163/DIKTI/KEP/2007, tentang penataan dan modifikasi Program Studi pada Perguruan Tinggi menetapkan nama Program Studi baru yaitu :
1.       Program Studi Agronomi menjadi Agroteknologi
2.       Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian menjadi Agribisnis
3.       Program Studi Produksi Ternak menjadi Peternakan
4.       Program Studi Manajemen Hutan menjadi Kehutanan
Khusus untuk Program Studi Agroteknologi merupakan penggabungan dari tiga Program Studi dan satu Jurusan yang telah ada sebelumnya yakni Program Studi Agronomi, Program Studi Ilmu Tanah, Program Studi Hortikulura dan Jurusan Hama dan Penyakit Tanaman. Kebijakan ini dilakukan dikarenakan berbagai hal diantaranya  yaitu pada Perguruan Tinggi Negeri khususnya untuk jenjang S1 pendalaman ilmu-ilmu Budidaya Pertanian diharuskan untuk memiliki spesifikasi ilmu pengetahuan yang belum bersifat khusus atau lebih mendalam, spesifikasi ilmu yang di dapat di Jenjang S1 masih bersifat umum. Hal lain yang menyebabkan terjadi pengabungan antara Program Studi dan Jurusan sebelumnya yaitu terjadinya penurunan minat mahasiswa untuk masuk dan kuliah pada jurusan dan Program Studi sebelumnya sehingga masiswa yang kuliah pada program studi tersebut sangat minim.
Kemudian di tahun 2009 jurusan Kehutanan memisahlan diri dengan Fakultas Pertanian dan membentuk Jurusan tersendiri yaitu Fakultas Kehutanan. Sehingga mahasiswa yang telah terdaftar pada fakultas pertanian, sehingga tersisa 4 Program studi yaitu Program Studi Agroteknologi, Program Studi Agribisnis, Program Studi Peternakan, dan Program Studi Budidaya Perairan.

Kebesaran Allah SWT dari segi Ilmu Sains

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.
     Tidak dapat di pungkiri lagi, banyak ilmuan pada jaman dahulu secara “tidak sengaja” telah menemukan kebesaran Allah SWT. dalam menciptakan alam semesta ini. Sebagai contoh : Fisikawan asal inggris, Sir Isaac Newton (1642-1724) yang telah menemukan ketetapan mekanik tentang gaya gavitasi. 

     Ia merasa yakin telah mendapat bukti tentang adanya eksistensi Tuhan dalam menciptakan alam semesta ini. Dalam esai awalnya, De Gravitatione et Aequipandio Fluidorum, ia mengatakan, “… gravitasi internal benda-benda langit tidak menarik semua benda itu menjadi suatu putaran massa yang besar, karena benda-benda tersebut telah dengan cermat disebarkan di angkasa dengan jarak yang cukup jauh untuk mencegah terjadinya tabrakan besar. Gravitasi mungkin dapat menggerakkan planet-planet, namun tanpa sebuah kekuatan Illahiah yang Maha Dahsyat-Sang Mekanik Sejati, gravitasi takkan pernah mampu membuat planet-planet sirkular terhadap matahari sebagaimana adanya.”
    Dari pernyataan Newton tersebut, dapat kita simpulkan bahwa pada awal penciptaan alam semesta ini, Allah SWT. telah menunjukkan kebesarannya dalam menciptakan sesuatu dengan memperkirakan segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi, sehingga Allah SWT. menciptakan alam semesta ini dengan sangat sempurna dan indah. Allah telah menciptakan planet-planet dengan orbitnya atau garis lintasannya masing-masing sehingga planet-planet tersebut tidak bertabrakan. Hal ini sesuai dengan firman Allah :
“Dan Dia-lah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (QS. Al-Anbiyaa’ [21]:33).
 “Allah-lah yang telah menciptakan tujuh langit dan bumi seperti itu pula. Perintah Allah berlaku padanya, supaya kamu ketahui bahwa Allah itu Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya meliputi segala sesuatu.” (QS Ath-Thalaaq [65]:12).
Allah SWT. Telah menunjukkan salah satu kebesarannya ini, agar kita senantiasa dapat menjadi makhluk yang beriman dan bertaqwa kepada-Nya.
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa.” (QA Al-Baqarah [2]:21).
     Banyak yang dapat kita lakukan agar kita dapat menjadi makhluk yang beriman dan betaqwa. Salah satunya yaitu sholat. Karena shalat merupakan kewajiban yang paling besar pengaruhnya, paling agung penjelasan dan kebaikannya serta yang paling berbahaya apabila ditinggalkan. Shalat merupakan tiang agama dan kunci surga Allah. barangsiapa yag menjaga shalat, berarti dia telah berpegang dengan syariat Islam dan mengambil pondasinya. Barang siapa yang melalaikan shalat berarti dia telah melalaikan agamanya dan pondasinya.
     Shalat juga merupakan obat yang bisa menyembuhkan penyakit-penyakit hati, kejelekan jiwa. Penyakitnya-penyakitnya bagaikan cahaya yang menghilangkan pekatnya dosa-dosa dan kemaksiatan. Rasulullah shallahu’alaihi wasallam memberikan permisalan dan sabdanya ;
 “Apa pendapat kalian, seandainya ada sungai di depan pintu salah seorang dari kalian, dia mandi di sungai itu lima kali sehari; Apakah ada kotoran/daki yang tersisa?” Mereka menjawab, “Tidak akan ada kotoran yang tersisa sedikitpun.” Nabi berkata, “Demikianlah permisalan shalat lima waktu. Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan dengan sebab shalat.” (HR. Muslim).
     Nah teman-teman, apakah masih ada keraguan kita terhadap Allah SWT. dengan kebesaran-Nya yang ditunjukkan melalui penciptaan semesta ini? Sehingga kita tidak mau menjalankan segala  perintah-Nya?
Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Hukum Mendel



I.                  PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Hereditas berarti penurunan sifat-sifat genetik dari orang tua ke anak. Ilmu yang mempelaari tentang hereditas disebut genetika.
Rangkaian gen merupakan struktur kimia yang berbentuk double helix           (ulir rangkap) dengan deoksiribosa dan fosfat sebagai ibu tangga, serta basa nitrogen sebagai anak tangga. Setiap keturunan akan mempunyai fenotif dan genotif     yang hampir sama atau hasil campuran kedua sifat dari induknya. (Prawirohartono, 2003).
Gregor Mendel (1822), seorang pendeta berkebangsaan Austria yang sekarang dikenal dengan sebutan Bapak Genetika. Bukti-bukti perihal keturunan yang ditemukan Mendel yaitu mengetahui bahwa pada semua organisme hidup terdapat "unit dasar" yang kini disebut gen yang secara khusus diturunkan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Gen terdapat di dalam lokus tertentu pada kromosom, sedangkan kromosom terdapat di dalam nukleus (Inti sel). Kromosom berpasangan disebut kromosom homolog, dan pasangan gen yang homolog tersebut dikenal dengan alel (Darsyah, 1990).
Menurut Kimball (1994), bahwa hukum segregasi secara bebas                (Hukum Pertama Mendel) secara garis besar mencakup tiga pokok yaitu :
1.  Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter. Ini adalah konsep mengenai alel.
2.  Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan dan satu dari tetua betina.
3.  Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel dominan akan terekspresikan.  Alel resesif yang tidak terekspresikan tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk.
Hukum Mendel kedua menyatakan bahwa, setiap ahli dari sepasang alel boleh bergabung secara acak dengan satu alel mana saja dari pasangan gen yang lain ketika berlangsung pembelahan reduksi (meoisis) pada waktu pembentukan gamet-gamet.  Jadi, segregasi pasangan gen tersebut tidak saling ketergantungan dengan pemisahan gen lainnya (Kimball, 1994).

1.2  Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilaksanakannya praktikum percobaan hukum mendel agar mahasiswa dapat lebih memahami cara menentukan perbandingan fenotif dan genotif dalam hukum mendel.
Kegunaan praktikum adalah menambah pengetahuan mahasiswa tentang genetika, dan hukum Mendel.








II.  METODE PRAKTEK
2.1  Waktu dan Tempat
Praktikum Biologi Umum dengan modul yang membahas tentang Konsep Hukum Mendel dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Desember 2008 mulai pukul 13.30-17.30 WITA. Bertempat di Laboratorium Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.

2.2  Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum percobaan Hukum Mendel adalah kancing baju berwarna merah 40 buah dan kancing baju yang berwarna putih 40 buah dengan perumpamaan  sebagai model gen.
Alat yang digunakan adalah dua buah kotak kue serta alat tulis menulis.

2.3  Cara Kerja
     Pertama-tama menyiapkan dua buah kotak dan kacing berwarna merah dan putih sejumlah masing-masing 40 buah. Kemudian pada setiap kotak diisi kancing berwarna merah 20 buah dan yang berwarna putih juga 20 buah. 
Dengan perumpamaan masing-masing kotak (A) sebagai Induk jantan dan kotak (B) sebagai Induk betina, lalu mengocok kedua kotak tersebut agar isinya bercampur. Setelah itu, dengan mata tertutup membuat pasangan gen-gen dari induk jantan dengan gen-gen dari induk betina, yaitu dengan mengambil setiap butir gen dari kotak jantan dan kotak betina secara acak, kemudian mulai mencatat hasil pengamatan yang diperoleh dalam bentuk tabel.
III.  HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1  Hasil
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam praktikum diperoleh data hasil ijiran kancing sebagai berikut :
Macam Pasangan
Ijiran
Perbandingan Genotif
Perbandingan Fenotif
Merah-Merah
Merah-Putih
Putih-Putih
IIII III
IIII IIII IIII IIII IIII
IIII II
1 MM
2 Mm
1 mm
8 Merah
25 Merah-Putih
7 Putih

1. Perbandingan fenotif jika fenotif merah (M) dominan terhadap fenotif putih (m) adalah :
                         Merah  :  Putih
                           33     :      7
2.  Perbandingan fenotif jika sifat gen dominan tidak penuh (Intermediet) yaitu :
                          Merah  :  Merah Putih  :  Putih
                              8       :          25         :       7






3.2  Pembahasan
Pada pengamatan yang dilakukan dalam praktikum dengan menggunakan masing-masing 40 buah kancing berwarna berbeda (merah dan putih) sebagai model gen, dibuat perumpamaan fenotif Merah dominan sempurna terhadap fenotif Putih dengan cara sebagai berikut :
Parental (P) :  Mm     ><    Mm
                       Merah  ><   Putih
Gamet        `:      Mm          Mm
F1                :              Mm
                           (Merah Putih)

M
m
M
MM
(Merah)
Mm
(Merah Putih)
m
Mm
(Merah Putih)
Mm
(Putih)


1.  Perbandingan fenotif jika fenotif merah (M) dominan terhadap fenotif putih (m) adalah :
                         Merah  :  Putih
                           33       :   7
2.  Perbandingan fenotif jika sifat gen dominan tidak penuh (Intermediet) yaitu :
                          Merah  :  Merah Putih  :  Putih
                              8      :          25          :    7
Persilangan monohibrid memiliki ciri-ciri antara lain adalah semua individu F1 seragam atau sama, lalu pada waktu individu F1 yang heterozigot membentuk gamet, terjadi pemisahan alel sehingga gamet memiliki salah satu alel saja, kemudian jika dominasi tampak sepenuhnya, maka individu F1 memiliki fenotif seperti induk yang dominan, dan ketika gen dominan intermedier (tidak penuh), maka fenotif individu F1 tidak seperti salah satu fenotif galur murni, melainkan mempunyai sifat fenotif diantara kedua induknya.  Selain itu dalam perumpamaan, ketika dominasi nampak sepenuhnya maka perkawinan monohibrid (Mm >< Mm) menghasilkan keturunan yang menghasilkan perbandingan fenotif 3 : 1 (¾ Merah : ¼ Putih), tetapi menghasilkan perbandingan genotif 1  :  2  :  1 (¼ MM  :  2/4 Mm  :  ¼ mm)    (Pratiwi, 1997).
Dengan perumpamaan jika fenotif Merah (M) dominan sempurna terhadap fenotif Putih (m), maka jumlah perbandingan fenotif Merah (M) dengan fenotif Putih (m) adalah 18  :  7.  Kemudian pada perumpamaan jika sifat gen dominan intermediet, maka sifat dominan yang paling sering muncul adalah fenotif Merah-Putih (Mm) dengan jumlah fenotif 19.  Hal tersebut karena kondisi sifat dominan fenotif Merah (M) menutupi sifat resesif fenotif Putih (m) (Suryo, 2001).











IV.  KESIMPULAN DAN SARAN
4.1  Kesimpulan
       Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan pada pratikum pengamatan Hukum Mendel, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.   Cabang ilmu biologi yang memepelajari pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya (hereditas) serta gejala seluk beluknya secara ilmiah disebut genetika.
2.   pada persilangan monohibrid antara dua individu yang mempunyai satu sifat beda, yang menentukan suatu sifat mengadakan segregasi (pemisahan).
3.  pada percobaan dengan perbandingan fenotipe MM : Mm : mm : 1 : 2 : 1.  Dan M tidak dominan terhadap m dengan perbandingan 3 : 1.  Yang dikarenakan Warna merah muda yang dihasilkan dari percobaan ini disebabkan oleh sifat M yang dominan terhadap m, ataupun sifat m yang tidak resesif terhadap M.  sifat demikian disebut interdemiat.

4.2  Saran
Sebaiknya di dalam pelaksanaan praktikum waktu yang telah ditetapkan digunakan dengan sebaik-baiknya sehingga praktikum dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan.
Selain itu, sebaiknya fasilitas yang terdapat di dalam laboratorium dilengkapi seperti tempat duduk dan fasilitas lainnya yang dapat menunjang kenyamanan dalam melaksanakan praktek. Sehingga praktikan dapat lebih menguasai materi praktek dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Darsyah, M.  , 1990.  Genetika.  Gramedia Pustaka, Jakarta.
Kimball, J.  W.  , 1994.  Biologi Jilid II.  Erlangga, Jakarta.

Pratiwi, 1997.  Biologi.  Universitas Terbuka, Jakarta.

Prawirohartono, S.  , 2003.  Biologi.  Bumi Aksara, Jakarta.

Suryo, 2001.  Genetika Manusia.  Gadjah Mada University Press, Jogjakarta.

Mikroskop



I.  PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
     Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil. Hal ini membantu kita dalam memecahkan persoalan tentang organisme atau benda yang berukuran kecil.
     Mikroskop biasanya juga kita gunakan dalam melakukan pengamatan dan penelitian terhadap struktur benda-benda yang kecil. Ada 2 macam mikroskop, yaitu mikroskop optic (mikroskop biologi dan mikroskop stereo) dan mikroskop electron (tunneling electron microscopy (TEM) dan scanning electron microscopy (SEM). TEM dikembangkan pertama kali oleh Ernst Ruska dan Max Knoll, yaitu 2 peneliti dari Jerman pada tahun 1932. Tidak jauh dari lahirnya TEM, SEM dikembangkan pertama kali tahun 1938 oleh Manfred von Ardenne (ilmuwan Jerman). Konsep dasar dari SEM ini sebenarnya disampaikan oleh Max Knoll (penemu TEM) pada tahun 1935 (Nuryadi, 2007).
     Mikroskop pada prinsipnya terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda. Setiap lensa objektif dapat diputar ke tempat yang sesuai dengan perbesaran yang diinginkan. Sistem lensa objektif memberikan perbesaran mula-mula dan menghasilkan bayangan nyata yang kemudian diproyeksikan ke atas lensa okuler. Bayangan nyata tadi diperbesar oleh lensa okuler untuk menghasilkan bayangan maya yang kita lihat (Volk, 1984).
1.2  Tujuan dan Kegunaan
     Tujuan dari praktikum biologi ini yaitu memperkenalkan komponen-komponen mikroskop dan cara penggunaannya. Serta mempelajari cara menyiapkan alat dan bahan yang akan diamati dengan mikroskop.
     Kegunaan dari praktikum ini adalah agar praktikan mendapatkan informasi tentang komponen-komponen serta fungsi dari masing-masing komponen mikroskop. Serta cara penggunaan mikroskop sehingga praktikan dapat menggunakan mikroskop dengan mahir. Selain itu, praktikan juga mengetahui  langkah-langkah menyiapkan bahan dan alat-alat yang akan diamati dengan mikroskop.













II. METODE PRAKTEK
2.1  Tempat dan Waktu
     Praktikum Biologi tentang Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 13 November 2008 pada pukul 13.30 sampai 17.00 WITA, dan bertempat di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako.

2.2  Bahan dan Alat
     Alat-alat yang digunakan selama praktikum yaitu mikroskop, cutter, pinset, meja objek dan gelas objek atau gelas penutup (cover glass).
     Bahan-bahan yang digunakan adalah potongan kertas kecil yang bertuliskan huruf “d” dan kentang (Solanum tuberosum).

2.3  Cara Kerja
     Sebelum melakukan pengamatan, langkah pertama yaitu menyiapkan mikroskop. Dengan cara mengambil mikroskop dari dalam lemari dengan hati-hati, setelah itu mencari sumber cahaya melalui cermin cembung atau cekung sampai mendapatkan cahaya yang maksimal..
     Untuk pengamatan preparat huruf “d”, langkah pertama adalah membuat preparat dari potongan kertas kecil yang bertuliskan huruf “d” kemudian meletakkan preparat tersebut ke atas meja objek dan menutup meja objek dengan gelas penutup (cover glass) lalu meletakkannya di kondensor. Kemudian mengamati melalui lensa okuler dengan menggunakan lensa objektif dengan pembesaran 10x. Setelah mengamati preparat tersebut, menggambar perbedaan preparat sebelum diamati dengan sesudah diamati dengan mikroskop.
     Pada pengamatan butir pati kentang, pertama-tama yaitu menyiapkan preparat dengan cara membelah kentang dengan menggunakan cutter, selanjutnya memarut kentang dengan menggunakan pinset. Kemudian meneteskan air pati kentang ke gelas objek dan menutupnya dengan gelas penutup (cover glass) dan usahakan tidak ada terlihat gelembung udaranya. Untuk itu, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: meletakkan air pati kentang ke gelas objek, setelah itu memegang kaca penutup dengan posisi 45o terhadap gelas objek, kemudian menyentuhkan tepi bawah kaca penutup pada permukaan gelas objek dan perlahan-lahan merebahkan kaca penutup sehingga kaca penutup terletak ke atas kaca objek. Setelah mengamati preparat tersebut, menggambar preparat butiran pati kentang (Solanum tuberosum) yang terlihat pada mikroskop.










III.  HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
     Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
                                                                                                                                   

Lensa okuler
Tubus
Pengatur kasar
Pengatur halus
Revolver
Lensa objektif
Lengan
Meja preparat
Kondensor
Cermin
Diafragma
Kaki mikroskop




Gambar 1.  Mikroskop beserta bagian-bagiannya.













Gambar 2.  Preparat huruf  “d”  sebelum diamati menggunakan mikroskop.
                               








Gambar 3.  Preparat huruf “d” setelah diamati menggunakan mikroskop pembesaran 10x.





















Gambar 4.  Butiran pati kentang (Solanum tuberosum) yang diamati menggunakan mikroskop dengan pembesaran 10x.













3.2  Pembahasan
     Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk mengamati benda yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang sehingga menjadi alat bantu utama dalam bidang biologi untuk mempelajari struktur benda-benda yang kecil.
     Mikroskop pada prinsipnya terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar, yang disebut gagang putar. Maka setiap lensa objektif dapat diputar ke tempat yang sesuai dengan perbesaran yang diinginkan (Nuryadi, 2007).
     Mikroskop cahaya terdiri dari beberapa komponen yang memiliki fungsi tersendiri yaitu lensa okuler merupakan lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat dan berfungsi untuk memperbesar bayangan yang bersifat maya dan tegak. Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir, serta berfungsi untuk mengatur pembesaran ukuran untuk kekuatan 4x, 10x, 40x dan 100x. Lensa kondensor berfungsi  untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan dilihat sehingga dengan pengaturan yang tepat maka akan diperoleh daya pisah maksimal Kondensor berfungsi sebagai pengatur letak lensa kondensor terhadap preparat serta untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan difokus. Revolver berfungsi sebagai tempat melekatnya lensa objektif. Meja objek berfungsi untuk meletakkan preparat yang akan diamati.
     Penjepit berfungsi untuk  menjaga kedudukan preparat agar tidak mudah bergeser. Lengan berfungsi untuk memegang mikroskop ketika memindahkan mikroskop. Diafragma berfungsi mengatur cahaya yang masuk dalam mikroskop. Cermin berfungsi mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Kaki atau dasar berfungsi untuk memperkokoh kedudukan mikroskop.
     Setelah mengamati potongan kertas yang bertuliskan huruf ”d” dengan pembesaran 10x, maka hasil yang didapatkan  adalah huruf ”p”, karena sifat bayangan yang dihasilkan oleh mikroskop adalah maya, terbalik dan diperbesar (Misstel, 2007).
     Pada pengamatan pati kentang (Solanum tuberosum), setelah diamati menggunakan mikroskop dengan pembesaran 10x maka akan terlihat butiran-butiran pati kentang yang sangat rapat.








V.  KESIMPULAN DAN SARAN
4.1  Kesimpulan
     Dari hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan :
1. Bahwa mikroskop sangat penting dan berguna dalam penelitian yang untuk memecahkan persoalan tentang benda-benda kecil dan halus sehingga jelas dengan terlihat.
2. Bagian-bagian dari mikroskop adalah lensa okuler, tabung mikroskop, revolver, lensa objektif, lensa kondensor, meja mikroskop, pengatur kasar dan pengatur halus, kondensor, diafragma, cermin, lengan mikroskop, kaki mikroskop.
3. Pada pengamatan preparat huruf “d” yang membentuk huruf “p”, karena cermin cekung pada lensa okuler dan lensa objek bersifat maya, terbalik dan diperbesar.
4. Pada pengamatan pati kentang (Solanum tuberosum) dengan pembesaran 10x, maka akan terlihat butiran-butiran pati yang sangat  rapat.

4.2  Saran
     Sebaiknya di dalam pelaksanaan praktikum waktu yang telah ditetapkan digunakan sebaik-baiknya agar praktikum dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan. Sehingga praktikan dapat menguasai materi praktek dengan baik.
     Selain itu, disarankan agar tersedianya alat-alat yang lengkap bagi praktikan, agar tiap-tiap praktikan dapat menguasai cara penggunaan mikroskop sehingga hasil praktikum menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Bima.  Mikroskop dan Penggunaannya. 
http://bima.ipb.ac.id/~tpb-ipb/materi/bio100/Materi/mikroskop.html.
Diakses pada tanggal 14 November 2008.

Misstel. 2007. Susunan Mikroskop.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/1672308-mikroskop/.
Diakses pada tanggal 14 November 2008.

Nuryadi, Ratno.  2007. Mikroskop dan Teknologi Nano
http://nano-indonesia.org/index.php?option=com_content&task=view&id=35&Itemid=1. Diakses pada tanggal 14 November 2008.

Soenarjo.  1993.  Optik Cahaya.  Erlangga, Jakarta.

Volk dan Wheeler.  1984.  Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid I. Erlangga, Jakarta.