Powered By Blogger

Jumat, 17 Desember 2010

Pengamatan Sel


I.  PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Sel sendiri sebagai dasar menyusun suatu organisme yang terdiri dari inti (nukleus) yang terbungkus oleh membran atau struktur serupa tanpa membran. Tidak ada kehidupan dalam satuan yang lebih kecil dari pada sel. Sel terbentuk hanya dengan pembelahan sel-sel sebelumnya. Sel dicirikan oleh adanya molekul makro khusus, seperti pati dan selulosa, yang terjadi dari ratusan sampai ribuan gula atau molekul lain selain itu sel juga dapat dicirikan oleh adanya molekul makro seperti protein dan asam nukleat baik DNA atau RNA yang tersusun sebagai rantai yang terdiri dari ratusan sampai ribuan molekul. Pada tumbuhan istilah sel meliputi protoplasma dan dinding sel yang ada sedangkan pada organisme multi sel yang ada membentuk struktur kompleks yaitu jaringan dan organ. Sel pada organisme multi sel tidak sama satu dengan lainnya tetapi masing-masing mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda. Pada awalnya struktur dinding sel yang ada pada tumbuhan dianggap sebagai sel mati hasil ekskresi zat hidup dalam sel akan tetapi baru-baru ini makin banyak ditemui bukti bahwa ada satuan organik yang ada diantara protoplasma dan dinding, khususnya pada sel muda (Kamajaya, 1996).

1.2  Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum biologi ini yaitu agar para praktikan dapat mengenal bentuk dan struktur sel secara umum dan mampu membandingkan berbagai jenis sel dari berbagai jenis organisme serta mampu memahami sifat semipermeabilitas membran sel.
Kegunaan dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui perbedaan bentuk dan struktur dari sel hewan dan sel tumbuhan. Serta mengetahui sifat semipermeabilitas membran sel.








                                                      




II.  METODE PRAKTEK
2.1  Tempat dan Waktu
Praktikum Biologi tentang Pengamtan Sel ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 20 November 2008 pada pukul 13.30 WITA sampai selesai, dan bertempat di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako.

2.2  Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan selama praktikum ini adalah empulur batang ubi (Manihot esculenta), bawang merah (Alium cepa), daun hydrilla            (Hydrilla vercilata), ephitelium rongga mulut (Ephitelium mucosa), rendaman air jerami, telur, air cuka, dan sirup cocopandan.
Alat-alat yang digunakan selama praktikum yaitu mikroskop, tusuk gigi, stoples dengan tutupnya, pita ukur, cutter, pipet tetes, pinset, meja objek dan gelas objek atau gelas penutup (cover glass).
2.3  Cara Kerja
Pada pengamatan pertama yaitu pengamatan empulur batang ubi kayu (Manihot esculenta), langkah yang pertama dilakukan yaitu adalah membuat potongan melintang empulur batang ubi kayu yang tipis. Seteah itu, meletakkan potongan tersebut pada gelas objek, dan tambahkan satu atau dua tetes air, kemudian tutup dengan gelas penutup. Langkah terakhir yaitu mengamati potongan tersebut menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x dan menggambar hasil pengamatan.
Pengamatan kedua yaitu pengamatan struktur sel umbi lapis bawang merah (Alium cepa), pertama-tama yang dilakukan adalah memotong siung bawang merah segar. Kemudian mengambil salah satu lapisan siung yang berdaging dan mematahkan lapisan tersebut sahingga tampak adanya epidermis tipis pada bagian yang cekung. Setelah itu, melepaskan epidermis dari umbinya perlahan-lahan dengan menggunakan pinset. Lalu meletakkan potongan kecil epidermis pada gelas objek dan menambahkan atau dua tetes air, dan menutupnya dengan gelas penutup. Kemudian mengamatinya melalui mikroskop dengan pembesaran 10x, setelah itu menggambar sel yang terlihat.
Pada pengamatan ketiga yaitu pengamatan struktur sel daun Hydrilla (Hydrilla verticilata), langkah pertama yang dilakukan adalah mengambil selembar daun yang muda dan meletakkannya di atas gelas objek dalam posisi bentangan membujur yang rata lalu menetesi daun tersebut dengan air. Kemudian menutup daun tersebut dengan gelas penutup dan mengamati sel yang terlihat serta bentuk dan bagian-bagiannya menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x. Setelah itu, menggambar sel yang terlihat.
Pengamatan keempat yaitu pengamatan struktur sel selaput rongga mulut. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengeruk epitel bagian dalam pipi dengan menggunakan tusuk gigi. Setelah itu, meletakkan epitel tersebut pada gelas objek dan menetesinya dengan air. Kemudian menutup epitel tersebut dengan gelas penutup, selanjutnya mengamati preparat tersebut menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x. Setelah itu, menggambar struktur sel epitel rongga mulut tersebut.
Selanjutnya pada pengamatan kelima yaitu pengamatan sel protozoa. Langkah pertama yang dilakukan yaitu membersihkan gelas objek dan gelas penutup. Setelah itu, meneteskan air rendaman jerami ke gelas objek, kemudian menutupnya dengan gelas penutup. Dan jangan menekannya, karena protozoa akan hancur. Selanjutnya mengamti preparat tersebut menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x.
Pada pengamatan terakhir yaitu pengamatan sifat permeabilitas membran sel. Langkah pertama yaitu mengukur garis tengah telur di sekeliling bagian tengahnya. Selanjutnya memasukkan telur ke dalam stoples dan menuangkan cuka ke dalam toples sampai seluruh telur terndam dan  menutup stoples. Kemudian megamati perubahan yang terjadi pada telur secara periode selama 72. Salanjutnya mengeluarkan telur setelah 72 jam dan mengukur garis tengahnya. Setelah mencatat perubahan yang terjadi, mengganti air cuka dengan sirup cocopandan dan biarkan selama 72 jam. Setelah 72 jam berikutnya, mengukur bagian tengah telur.






III.  HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1  Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan kita dapat mengetahui bagian-bagian sel adalah sebagai berikut :
Objek :  Pengamatan Sel Tumbuhan


Dinding Sel


 

Gambar 1.  Empulur ubi kayu (Manihot esculenta) setelah diamati menggunakan mikroskop dengan pembesaran.
 

Objek :  Pengamatan Sel Tumbuhan



 

Dinding Sel
Protoplasma
Inti Sel

 

Gambar 2.  Selaput tipis bawang merah (Alium cepa) setelah diamati menggunakan mikroskop dengan pembesaran 10x.



 

Objek :  Pengamatan Sel Tumbuhan  
Dinding Sel
Butir klorofil
Ruang antar sel
Inti Sel
Sitoplasma
 

Gambar 3.   Daun hydrilla (Hydrilla verciliata) setelah diamati menggunakan mikroskop dengan pembesaran 10x.
 

Objek :  Pengamatan Sel Hewan
 

Inti Sel
Sitoplasma


 

Gambar 4.   Epithelium rongga mulut (Epithelium mucosa mulut) setelah diamati menggunakan  mikroskop  pembesaran 10x.








 



Bulu getar
Silia
Flagel



    
Gambar 9.   Protozoa setelah diamati menggunakan mikroskop dengan pembesaran 10x.
Tabel 1.   Perubahan bentuk telur sebelum dan sesudah direndam air cuka.
Diameter sebelum rendaman
Waktu
Diameter sesudah rendaman

15 cm (lonjong)
24 jam
15,5 cm (oval)
48 jam
16,0 cm (oval)
72 jam
16,5 cm (oval)

Tabel 2.   Perubahan bentuk telur sebelum dan sesudah direndam sirup cocopandan.
Diameter sebelum rendaman
Waktu
Diameter sesudah rendaman

16,5 cm (oval)
24 jam
13,5 cm (oval)
48 jam
13,0 cm (oval)
72 jam
12,5 cm (oval)














3.2  Pembahasan
Pada dasarnya semua makhluk hidup tersusun dari satuan unit yang sangat kecil bernama sel. Sel merupakan bagian struktural dan fungsional dari setiap organisme.
Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ahli sains Inggris Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang dirancangnya sendiri. Kata sel berasal dari kata lain cellulae yang berarti kamar-kamar. Perkembangan mikroskop selama hampir 200 tahun berikutnya telah memberikan kesempatan bagi para ahli untuk meneliti susunan tubuh makhluk hidup. Serangkaian penelitian telah dilakukan oleh 2 orang ilmuwan dari Jerman yaitu Matthias Schleiden (ahli tumbuhan, 1804-1881) dan Theodor Schwan (ahli hewan, 1810-1882). Mereka menyimpulkan bahwa setiap mahluk hidup tersusun atas sel. Dan pada tahun 1885 seorang ilmuwan Jerman, Rudolf Virchow, mengamati bahwa sel dapat membelah diri dan membentuk sel-sel baru (Wikipedia, 2007).
Pada pengamatan struktur sel empulur batang ubi kayu (Manihot esculenta) dengan pembesaran 10x tidak tampak adanya inti sel, sitoplasma dan ruang antar sel, melainkan yang tampak hanya dinding sel, hal ini disebabkan karena sel empulur batang ubi kayu (Manihot esculenta) merupakan sel mati (Prawirohartono, 1988).
Pada pengamatan struktur sel tumbuhan dengan menggunakan umbi lapis bawang merah (Alium cepa) yang dapat dilihat pada pembesaran 10x yaitu ruang antar sel, dinding sel, sitoplasma. Komponen utama sel tumbuhan adalah dinding sel, sitoplasma dan nukleus. Dinding sel berfungsi untuk melindungi bagian dalam sel dan membentuk bagian sel. Sitoplasma berfungsi sebagai tempat mengapungnya organel-organel sel.  Selain itu juga terdapat ruang antar sel (Fanh, 1982).
Pada pengamatan struktur daun Hydrilla (Hydrilla verticillata) yang dapat di lihat dengan pembesaran 10x yaitu butir-butir kloroplast, jaringan tulang daun, sitoplasma, dinding sel, dan ruang antar sel. Tumbuhan ini termasuk dalam kelas Hidrozoa, karena tumbuhan ini hidup di air (Saktiono, 1984).
Pada pengamatan selaput rongga mulut (Ephitelium mucosa) terdapat bentuk sel yang tidak beraturan. Hal ini disebabkan karena selaput rongga mulut merupakan sel hewan yang hanya dibatasi oleh membran sel sehingga bentuknya tidak kaku atau tidak tetap. Dengan pembesaran 10x dapat dilihat bagian-bagian sel dari selaput rongga mulut adalah sitoplasma, membran sel dan inti sel (Tjitosomo, 1983).
Pada pengamatan sel preparat air rendaman jerami di bawah mikroskop tampak adanya hewan kecil bersel satu yaitu protozoa. Protozoa merupakan makhluk uniseluler yaitu tubuhnya terdiri dari satu sel saja. Semua kegiatan hidup berlangsung dalam satu sel itu saja, mulai dari makan, bernapas (transfer energi), sampai berkembang biak (W.Y, 1987).
Pada perendaman telur pada larutan cuka yang diameter mula-mulanya adalah 15,5 cm dan berbentuk lonjong, telur mengapung. Namun setelah direndam selama 72 jam, di sekeliling telur terdapat gelembung udara yang mengelilingi permukaan telur serta ukuran telur terus bertambah menjadi 16,5 cm dan tetap terapung. Hal ini disebabkan terjadinya perpindahan konsentrasi, dari konsentrasi larutan cuka yang rendah ke konsentrasi telur yang lebih tinggi yang terjadi melalui membran sel yang semipermeabel. Sehingga menyebabkan perubahan diameter dan bentuk pada telur. Peristiwa ini disebut dengan osmosis (W.Y, 1986).
Pada perendaman telur dengan menggunakan sirup cocopandan, keadaan telur berubah menjadi terapung dan diameter telur turun drastis sehingga telur menjadi kecil dan terapung. Setelah perendaman selama 72 jam dengan larutan sirup cocopandan ukuran telur semakin bertambah kecil yaitu menjadi 12,5 cm dan tetap berbentuk oval serta kulit telur mengkerut. Peristiwa ini disebabkan karena konsentrasi yang dimiliki oleh sirup lebih rendah dibandingkan telur.  Sehingga membran sel telur berusaha menyamakan kosentrasi dengan medium (sirup cocopandan) dengan cara mengeluarkan zat atau molekul yang sederhana dan kecil dari dalam sel telur (semipermeabel). Peristiwa mengkerutnya sel karena keluarnya cairan dari alam sel disebut Krenasi (W.Y, 1987).







V.  KESIMPULAN DAN SARAN
4.1  Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan :
1.     Secara umum sel terdiri dari membran sel, sitoplasma, dan inti sel.
2.     Sel tumbuhan mempunyai bentuk yang tetap dan teratur karena mempunyai dinding sel sedangkan sel hewan bentuknya tidak tetap dan tidak teratur karena tidak memiliki dinding sel.
3.     Membran sel mempunyai sifat semipermeabel yaitu sifat dimana suatu zat bisa melewati membran sel tersebut dan suatu zat yang tidak bisa melewatinya.
4.  Pada pengamatan sifat permeabilitas sel, telur yang direndam ke dalam air cuka ukurannya membesar karena air cuka yang berkonsentrasi tinggi berpindah ke dalam telur yang berkonsentrasi rendah. Dan sebaliknya jika telur di rendam ke dalam sirup cocopandan. Peristiwa ini disebut dengan osmosis.

4.2  Saran
Sebaiknya di dalam pelaksanaan praktikum waktu yang telah ditetapkan digunakan sebaik-baiknya agar praktikum dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan. Selain itu, disarankan agar tersedianya alat-alat yang lengkap bagi praktikan, agar tiap-tiap praktikan dapat menguasai materi praktikum dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Fanh, A.  1982.  Anatomi Tumbuhan.  Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Kamajaya.  1996.  Sains Biologi.  Ganesa Exact, Bandung.

Prawirohartono, S.  , 2003.  Biologi.  Bumi Aksara, Jakarta.

Saktiono, 1984.  Biologi Umum.  Erlangga, Jakarta.
Tjitosomo, 1983.  Biologi 2.  Balai Pustaka, Jakarta.

Wikipedia.  2007.  Sel (Biologi).  http://id.wikipedia.org/wiki/Sel.

Diakses pada tanggal 21 November 2008.

 

W.Y.  1987.  Biologi Modern: Biologi Sel.  Balai Pustaka, Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar