Powered By Blogger

Sabtu, 01 Januari 2011

Mikroskop



I.  PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
     Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil. Hal ini membantu kita dalam memecahkan persoalan tentang organisme atau benda yang berukuran kecil.
     Mikroskop biasanya juga kita gunakan dalam melakukan pengamatan dan penelitian terhadap struktur benda-benda yang kecil. Ada 2 macam mikroskop, yaitu mikroskop optic (mikroskop biologi dan mikroskop stereo) dan mikroskop electron (tunneling electron microscopy (TEM) dan scanning electron microscopy (SEM). TEM dikembangkan pertama kali oleh Ernst Ruska dan Max Knoll, yaitu 2 peneliti dari Jerman pada tahun 1932. Tidak jauh dari lahirnya TEM, SEM dikembangkan pertama kali tahun 1938 oleh Manfred von Ardenne (ilmuwan Jerman). Konsep dasar dari SEM ini sebenarnya disampaikan oleh Max Knoll (penemu TEM) pada tahun 1935 (Nuryadi, 2007).
     Mikroskop pada prinsipnya terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda. Setiap lensa objektif dapat diputar ke tempat yang sesuai dengan perbesaran yang diinginkan. Sistem lensa objektif memberikan perbesaran mula-mula dan menghasilkan bayangan nyata yang kemudian diproyeksikan ke atas lensa okuler. Bayangan nyata tadi diperbesar oleh lensa okuler untuk menghasilkan bayangan maya yang kita lihat (Volk, 1984).
1.2  Tujuan dan Kegunaan
     Tujuan dari praktikum biologi ini yaitu memperkenalkan komponen-komponen mikroskop dan cara penggunaannya. Serta mempelajari cara menyiapkan alat dan bahan yang akan diamati dengan mikroskop.
     Kegunaan dari praktikum ini adalah agar praktikan mendapatkan informasi tentang komponen-komponen serta fungsi dari masing-masing komponen mikroskop. Serta cara penggunaan mikroskop sehingga praktikan dapat menggunakan mikroskop dengan mahir. Selain itu, praktikan juga mengetahui  langkah-langkah menyiapkan bahan dan alat-alat yang akan diamati dengan mikroskop.













II. METODE PRAKTEK
2.1  Tempat dan Waktu
     Praktikum Biologi tentang Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 13 November 2008 pada pukul 13.30 sampai 17.00 WITA, dan bertempat di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako.

2.2  Bahan dan Alat
     Alat-alat yang digunakan selama praktikum yaitu mikroskop, cutter, pinset, meja objek dan gelas objek atau gelas penutup (cover glass).
     Bahan-bahan yang digunakan adalah potongan kertas kecil yang bertuliskan huruf “d” dan kentang (Solanum tuberosum).

2.3  Cara Kerja
     Sebelum melakukan pengamatan, langkah pertama yaitu menyiapkan mikroskop. Dengan cara mengambil mikroskop dari dalam lemari dengan hati-hati, setelah itu mencari sumber cahaya melalui cermin cembung atau cekung sampai mendapatkan cahaya yang maksimal..
     Untuk pengamatan preparat huruf “d”, langkah pertama adalah membuat preparat dari potongan kertas kecil yang bertuliskan huruf “d” kemudian meletakkan preparat tersebut ke atas meja objek dan menutup meja objek dengan gelas penutup (cover glass) lalu meletakkannya di kondensor. Kemudian mengamati melalui lensa okuler dengan menggunakan lensa objektif dengan pembesaran 10x. Setelah mengamati preparat tersebut, menggambar perbedaan preparat sebelum diamati dengan sesudah diamati dengan mikroskop.
     Pada pengamatan butir pati kentang, pertama-tama yaitu menyiapkan preparat dengan cara membelah kentang dengan menggunakan cutter, selanjutnya memarut kentang dengan menggunakan pinset. Kemudian meneteskan air pati kentang ke gelas objek dan menutupnya dengan gelas penutup (cover glass) dan usahakan tidak ada terlihat gelembung udaranya. Untuk itu, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: meletakkan air pati kentang ke gelas objek, setelah itu memegang kaca penutup dengan posisi 45o terhadap gelas objek, kemudian menyentuhkan tepi bawah kaca penutup pada permukaan gelas objek dan perlahan-lahan merebahkan kaca penutup sehingga kaca penutup terletak ke atas kaca objek. Setelah mengamati preparat tersebut, menggambar preparat butiran pati kentang (Solanum tuberosum) yang terlihat pada mikroskop.










III.  HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
     Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
                                                                                                                                   

Lensa okuler
Tubus
Pengatur kasar
Pengatur halus
Revolver
Lensa objektif
Lengan
Meja preparat
Kondensor
Cermin
Diafragma
Kaki mikroskop




Gambar 1.  Mikroskop beserta bagian-bagiannya.













Gambar 2.  Preparat huruf  “d”  sebelum diamati menggunakan mikroskop.
                               








Gambar 3.  Preparat huruf “d” setelah diamati menggunakan mikroskop pembesaran 10x.





















Gambar 4.  Butiran pati kentang (Solanum tuberosum) yang diamati menggunakan mikroskop dengan pembesaran 10x.













3.2  Pembahasan
     Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk mengamati benda yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang sehingga menjadi alat bantu utama dalam bidang biologi untuk mempelajari struktur benda-benda yang kecil.
     Mikroskop pada prinsipnya terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar, yang disebut gagang putar. Maka setiap lensa objektif dapat diputar ke tempat yang sesuai dengan perbesaran yang diinginkan (Nuryadi, 2007).
     Mikroskop cahaya terdiri dari beberapa komponen yang memiliki fungsi tersendiri yaitu lensa okuler merupakan lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat dan berfungsi untuk memperbesar bayangan yang bersifat maya dan tegak. Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir, serta berfungsi untuk mengatur pembesaran ukuran untuk kekuatan 4x, 10x, 40x dan 100x. Lensa kondensor berfungsi  untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan dilihat sehingga dengan pengaturan yang tepat maka akan diperoleh daya pisah maksimal Kondensor berfungsi sebagai pengatur letak lensa kondensor terhadap preparat serta untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan difokus. Revolver berfungsi sebagai tempat melekatnya lensa objektif. Meja objek berfungsi untuk meletakkan preparat yang akan diamati.
     Penjepit berfungsi untuk  menjaga kedudukan preparat agar tidak mudah bergeser. Lengan berfungsi untuk memegang mikroskop ketika memindahkan mikroskop. Diafragma berfungsi mengatur cahaya yang masuk dalam mikroskop. Cermin berfungsi mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Kaki atau dasar berfungsi untuk memperkokoh kedudukan mikroskop.
     Setelah mengamati potongan kertas yang bertuliskan huruf ”d” dengan pembesaran 10x, maka hasil yang didapatkan  adalah huruf ”p”, karena sifat bayangan yang dihasilkan oleh mikroskop adalah maya, terbalik dan diperbesar (Misstel, 2007).
     Pada pengamatan pati kentang (Solanum tuberosum), setelah diamati menggunakan mikroskop dengan pembesaran 10x maka akan terlihat butiran-butiran pati kentang yang sangat rapat.








V.  KESIMPULAN DAN SARAN
4.1  Kesimpulan
     Dari hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan :
1. Bahwa mikroskop sangat penting dan berguna dalam penelitian yang untuk memecahkan persoalan tentang benda-benda kecil dan halus sehingga jelas dengan terlihat.
2. Bagian-bagian dari mikroskop adalah lensa okuler, tabung mikroskop, revolver, lensa objektif, lensa kondensor, meja mikroskop, pengatur kasar dan pengatur halus, kondensor, diafragma, cermin, lengan mikroskop, kaki mikroskop.
3. Pada pengamatan preparat huruf “d” yang membentuk huruf “p”, karena cermin cekung pada lensa okuler dan lensa objek bersifat maya, terbalik dan diperbesar.
4. Pada pengamatan pati kentang (Solanum tuberosum) dengan pembesaran 10x, maka akan terlihat butiran-butiran pati yang sangat  rapat.

4.2  Saran
     Sebaiknya di dalam pelaksanaan praktikum waktu yang telah ditetapkan digunakan sebaik-baiknya agar praktikum dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan. Sehingga praktikan dapat menguasai materi praktek dengan baik.
     Selain itu, disarankan agar tersedianya alat-alat yang lengkap bagi praktikan, agar tiap-tiap praktikan dapat menguasai cara penggunaan mikroskop sehingga hasil praktikum menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Bima.  Mikroskop dan Penggunaannya. 
http://bima.ipb.ac.id/~tpb-ipb/materi/bio100/Materi/mikroskop.html.
Diakses pada tanggal 14 November 2008.

Misstel. 2007. Susunan Mikroskop.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/1672308-mikroskop/.
Diakses pada tanggal 14 November 2008.

Nuryadi, Ratno.  2007. Mikroskop dan Teknologi Nano
http://nano-indonesia.org/index.php?option=com_content&task=view&id=35&Itemid=1. Diakses pada tanggal 14 November 2008.

Soenarjo.  1993.  Optik Cahaya.  Erlangga, Jakarta.

Volk dan Wheeler.  1984.  Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid I. Erlangga, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar